PELAJAR YANG TIDAK BIASA
Haii guys. . . apa kabar
nih ? Semoga semuanya baik-baik aja yaa hehehe...
Nah, pada kesempatan kali ini aku mau bagi-bagi informasi masih seputaran dunia psikologi. Topik yang bakal aku jelasin ke kalian yaitu Pelajar yang Tidak Biasa. Mungkin teman-teman semua udah sering denger tentang pelajar yang tidak biasa, anak-anak disability, anak-anak yang handicap dan lain-lain. Tapi disini aku bakal jelasin lebih mendalam lagi. So, langsung aja kita mulai yaa guys :-)
Nah, pada kesempatan kali ini aku mau bagi-bagi informasi masih seputaran dunia psikologi. Topik yang bakal aku jelasin ke kalian yaitu Pelajar yang Tidak Biasa. Mungkin teman-teman semua udah sering denger tentang pelajar yang tidak biasa, anak-anak disability, anak-anak yang handicap dan lain-lain. Tapi disini aku bakal jelasin lebih mendalam lagi. So, langsung aja kita mulai yaa guys :-)
Pelajar yang tidak biasa (exceptional) adalah
anak-anak yang memiliki gangguan atau
ketidakmampuan dan anak-anak yang tergolong berbakat. Kita akan mendiskusikan
kedua jenis anak luar biasa ini, tetapi di sini kita akan fokuskan pada jenis
anak yang memiliki kekurangan kemampuan.
Ø SIAPAKAH ANAK YANG MENDERITA KETIDAKMAMPUAN ITU?
Ketidakmampuan
(disability) dan cacat (handicap) dapat dipakai bersama-sama, namun kini kedua
istilah itu dibedakan. Disability adalah
keterbatasan fungsi yang membatasi kemampuan seseorang. Handicap adalah kondisi yang dinisbahkan pada seseorang yang
menderita ketidakmampuan. Kondisi ini boleh jadi disebabkan oleh masyarakat,
lingkungan fisik, atau sikap orang itu sendiri. Pada pendidik lebih sering
menggunakan istilah “children with disability” (anak yang menderita
gangguan/ketidakmampuan) daripada “disabled children” (anak cacat). Tujuannya
adalah memberi penekanan pada anaknya, bukan pada cacat atau ketidakmampuannya.
Anak-anak yang menderita ketidakmampuan juga tidak lagi disebut sebagai
“handicapped” (penyandang cacat), walaupun istilah handicapping comdition masih
digunakan untuk mendeskripsikan hambatan belajar dan hambatan fungsi dari
seseorang yang mengalami ketidakmampuan.
Kita akan
mengelompokkan ketidakmampuan dan gangguan (disorder) sebagai berikut.
1.
GANGGUAN INDERA
Gangguan indera mencakup
gangguan atau kerusakan penglihatan dan pendengaran.
Ø Gangguan Penglihatan
Beberapa murid mengalami problem penglihatan (visual)
yang masih belum diperbaiki. Ada sekitar 1 dari 1000 murid menderita gangguan
visual serius dan dikategorikan rusak penglihatannya. Ini termasuk murid yang
menderita low vision dan buta. Anak-anak yang menderita low vision punya jarak
pandang antara 20/70 dan 20/200 (pada skala Snellen di mana angka normalnya
adalah 20/70) apabila di bantu lensa korektif. Anak yang buta secara
edukasional tidak bisa menggunakan penglihatan mereka untuk belajar dan harus
menggunkaan pendengaran dan sentuhan untuk belajar. Banyak anak buta punya
kecerdasan normal dan berprestasi secara akademik apabila diberi bantuan dan
dukungan belajar yang tepat. Salah satu tugas penting untuk mengajar anak yang
menderita gangguan atau kerusakan penglihatan ini adalah menentukan modalitas
(seperti sentuhan atau pendengaran) yang dengannya murid dapat belajar dengan
baik. Salah satu persoalan dalam pendidikan murid yang buta adalah rendahnya
penggunaan Braille dan sedikitnya guru yang menguasai Braille dengan baik.
Ø Gangguan Pendengaran
Gangguan pendengaran
dapat menyulitkan proses belajar anak. Anak yang tuli secara lahir atau
menderita tuli saat masih anak-anak biasanya lemah dalam kemampuan berbicara
dan bahasanya. Banyak anak yang memiliki masalah pendengaran mendapatkan
pengajaran tambahan di luar kelas reguler. Pendekatan manual yang digunakan
yaitu dengan bahasa isyarat. Beberapa kemajuan medis dan teknologi, seperti
yang disebutkna di sini , juga telah meningkatkan kemampuan belajar anak yang menderita masalah pendengaran:
1.
Pemasangan cochlear.
2.
Menempatkan semacam alat di telinga.
3.
Sistem hearing aids dan amplifikasi.
4.
Perangkat telekomunikasi, teletypewriter, dan Radiomail
(menggunkaan Internet).
Ø Gangguan Fisik
·
Gangguan Ortopedik
Gangguan ortopedik adalah gangguan pada keterbatasan gerak atau
kurang mampu mengontrol gerak karena ada masalah di otot, tulang, atau sendi.
·
Cerebral palsy
Cerebral palsy adalah gangguan yang berupa lemahnya koordinasi
otot, tubuh sangat lemah dan goyah (shaking), atau bicaranya tidak jelas.
·
Gangguan kejang-kejang
Jenis yang plaing kerap dijumpai adalah epilepsi, gangguan saraf yang biasanya ditandai dengan serangan
terhadap sensorimotor atau kejang-kejang. Epilepsi muncul dalam beberapa bentuk
berbeda. Absent seizures, anak mengalami kejang-kejang dalam durasi singkat
(kurang dari 30 detik), tetapi biasanya terjadi beberapa kali sampai seratus kali
dalam sehari. Tonic-clonic, ditandai dengan anak kehilangan kesadarannya dan
menjadi kaku, gemetar, dan bertingkah aneh. Bila parah bisa berlangsung selama
3-4 menit.
Ø Retardasi Mental
Retardasi mental adalah
kondisi ebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan
(biasanya nilai IQ-nya di bawah 70) dan sulit beradaptasi dengan kehidupan
sehari-hari.
·
Klasifikasi dan Tipe Retardasi Mental
Retardasi mental di klasifikasikan menjadi retardasi ringan,
moderat, berat, dan parah. Sekitar 85 persen murid mengalami retardasi mental
ringan (mild). Pada retardasi ringan (mild) individu mengembangkan keahlian
akademik yang setara dengan level grade enam. Anak dengan gangguan retardasi
berat, kemungkinan menunjukkan tanda-tanda komplikasi neurologis, seperti
cerebral palsy, epilepsi, gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, atau
cacat bawaan metabolis lainnya.
Penyebab gangguan ini adalah faktor genetik dan kerusakan pada
otak.
Ø Gangguan Bicara dan
Bahasa
·
Gangguan bicara dan bahasa antara lain masalah dalam berbicara
(seperti gangguan artikulsi, gangguan suara, dan gangguan kefasihan bicara) dan
problem bahasa (seperti kesulitan menerima informasi dan mengekspresikan
bahasa).
·
Gangguan artikulasi adalah problem dalam pengucapan suara secara
benar.
·
Gangguan suara tampak dalam ucapan yang tidak jelas, keras, terlalu kencang, terlalu
tinggi, atau terlalu rendah.
·
Gangguan kefasihan atau kelancaran bicara biasanya dinamakan
gagap. Kondisi ini terjadi ketika ucapan seorang individu terbata-bata, jeda
panjang , atau berulang-ulang.
·
Gangguan bahasa adalah kerusakan signifikan dalam bahasa
reseptif atau bahasa ekspresif anak.
·
Bahasa reseptif adalah penerimaan dan pemahaman atas bahasa.
Individu dengan gangguan bahasa reseptif akan kesulitan untuk menerima
informasi.
·
Bahasa ekspresif berkaitan dengan kemampuan menggunakan bahasa
untuk mengekspresikan pikiran dan berkomunikasi dengan orang lain.
Ø Ketidakmampuan Belajar
Ketidakmampuan di mana
anak :
1.
Punya inteligensi normal atau di atas rata-rata
2.
Kesulitan setidaknya dalam satu atau lebih mata pelajaran
3.
Tidak punya problem atau
gangguan lain seperti retardasi mental, yang menyebabkan kesulitan.
Dyslexia yaitu kerusakan berat dalam kemampuan membaca dan
mengeja.
Ø Attention Deficit
Hyperactivity Disorder (ADHD)
Attention deficit
hyperactivity disorder (ADHD) adalah bentuk ketidakmampuan anak yang
ciri-cirinya antara lain:
1.
Kurang perhatian
2.
Hiperaktif
3.
Impulsif
Jumlah anak yang
didiagnosis dan dirawat karena ADHD semakin bertambah, dan diperkirakan
meningkat dua kali lipat pada 1990an. Meskipun tanda-tanda ADHD muncul sejak
usia prasekolah, namun seringkali mereka baru ketahuan saat usia SD. Sebab utama
ADHD belum ditemukan. Akan tetapi, ada beberapa pendapat tentang penyebabnya,
seperti rendahnya level neurotransmitter (pesan kimiawi dalam otak),
abnormalitas prenatal, dan abnormalitas postnatal. Hereditas mungkin berperan,
sebab 30 hingga 50 persen dari anak ADHD punya saudara atau orang tua yang
mengalami gangguan serupa. Diperkirakan 85 sampai 90 persen anak penderita ADHD
menggunakan stimulan seperti Ritalin untuk mengendalikan perilakunya. Selain diberi
obat, anak yang mengalami gangguan ADHD
harus diajak untuk bertanggung jawab atas perilaku mereka.
Ø Gangguan Perilaku dan
Emosional
Gangguan Perilaku dan
Emosional adalah problem serius dan terus-menerus yang berkaitan dengan
hubungan agresi, depresi, ketakutan yang berkaitan dengan persoalan pribadi
atau sekolah, dan juga berhubungan dengan karakteristik sosio-emosional.
·
Perilaku Agresif, di luar kontrol
Beberapa anak yang digolongkan memiliki gangguan emosional
serius melakukan tindakan yang mengganggu, agresif, membangkang, atau
membahayakan, biasanya akan dikeluarkan dari sekolah. Perilaku ini lebih sering
terjadi pada anak laki-laki ketimbang anak perempuan.
·
Depresi, kecemasan, dan ketakutan
Depresi adalah jenis gangguan mood di mana pengidapnya merasa
dirinya tak berharga sama sekali, percaya bahwa keadaan tidak akan pernah
membaik, dan tampak lesu dan tidak bersemangat dalam jangka waktu yang lama. Depresi
biasanya muncul saat anak menginjak remaja dan kebanyakan terjadi pada remaja
perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Terapi kognitif dan terapi obat
biasanya efektif dalam membantu orang agar tidak terlalu tertekan. Kecemasan (anxiety)
adalah perasaan yang tidak menentu sekaligus tidak menyenangkan. Beberapa terapi
behavioral bisa efektif untuk mengurangi kecemasan dan ketakutan yang
berlebihan.
Okay guys
sampai sini yang aku bisa jelasin ke kalian.. semoga bermanfaat :-)
- Google Buzz
- Orkut
- Stumbleupon
- Delicious
- Bitacoras
0 komentar:
Posting Komentar