selamat berkunjung....

Menu

Tugas Blog II : Belajar



Haii...                                                                                                                                                           Di sore hari yang cerah ini aku mau bagikan sedikit informasi dan ilmu yang berbau cerah-cerah juga buat kalian semua. Hehehe... Nah, jika sebelumnya aku udah memposting topik tentang psikologi pendidikan dan ruang lingkupnya, kali ini aku bakal memposting sebuah topik tentang "Belajar" yang sudah diajarkan oleh dosen saya Ibu Fasti Rola, M.Psi., psikolog. Seperti yang kita tahu guys, hidup tanpa belajar sama aja kayak pintu tanpa kunci. Coba bayangkan kalo pintu rumah kita ga ada kunci atau pengaman nya , semua barang-barang kita bakal hilang gitu aja dan apa yang udah kita dapetin bakal sia-sia. Gitu juga guys hidup tanpa belajar.  Kita ga bakal tahu apa-apa tentang dunia ini, pemikiran kita juga bakal sempit dan hidup kita akan berakhir sia-sia terlindas oleh zaman. Itulah kenapa hari ini aku mau posting  tentang belajar supaya teman-teman semua semakin termotivasi untuk belajar apapun itu yang bermanfaat buat hidup kalian. Okay guys. . . langsung aja kita mulai ya
Pendekatan Behavioral dan Kognitif Sosial
Ø Apa itu pembelajaran ?
            Pembelajaran (learning) dapat didefinisikan sebagai pengaruh permanen atas perilaku, pengetahuan, dan keterampilan berpikir, yang diperolah melalui pengalaman.
Ø Pendekatan Untuk Pembelajaran
          Behaviorisme adalah pandangan yang menyatakan bahwa perilaku harus dijelaskan melalui pengalaman yang dapat diamati, bukan dengan proses mental. Proses mental didefinisikan oleh psikolog sebagai pikiran, perasaan, dan motif yang kita alami namun tidak bisa dilihat oleh orang lain.
          Kognitif . Empat pendekatan kognitif utama untuk pembelajaran terdiri dari : Kognitif sosial, pemrosesan informasi kognitif, konstruktivis kognitif, dan konstruktivis sosial.

Ø Pendekatan Behavioral Untuk Pembelajaran
            Pengondisian Klasik adalah tipe pembelajaran di mana suatu organisme belajar untuk mengaitkan atau mengasosiasikan stimuli. Tipe pembelajaran ini diperkenalkan oleh seorang psikolog asal Rusia, Ivan Pavlov. Untuk memahami teori pengondisian klasik kita harus memahami dua tipe stimuli dan dua tipe respon; unconditioned stimulus (US), unconditioned response (UR), conditioned stimulus (CS), dan conditioned response (CR).
Unconditioned stimulus (US) adalah sebuah stimulus yang secara otomatis menghasilkan respons tanpa ada pembelajaran terlebih dahulu. Dalam eksperimen Pavlov, makanan adalah US. Unconditioned response (UR) adalah respons yang tidak dipelajari yang secara otomatis dihasilkan oleh US. Dalam eksperimen Pavlov, air liur anjing yang merespons makanan adalah UR. Sebuah conditioned stimulus (CS) adalah stimulus yang sebelumnya netral yang akhirnya menghasilkan conditioned response setelah diasosiasikan dengan US. Di antara stimuli yang terkondisi dalam eksperimen Pavlov, adalah beberapa penglihatan dan suara yang terjadi sebelum anjing menyantap makanan . Conditioned response (CR) adalah respons yang dipelajari,yakni respons terhadap stimulus yang terkondisikan yang muncul setelah terjadi pasangan US-CS.

          Pengondisian Operan adalah sebentuk pembelajaran di mana konsekuensi-konsekuensi dari perilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas perilaku itu akan diulangi. Arsitek utama dari pengondisian operan adalah B.F Skinner, yang pandangannya didasarkan pada pandangan E.L Thorndike.
a.       Hukum efek Thorndike
Hukum efek Thorndike menyatakan bahwa perilaku yang di ikuti dengan hasil positif akan diperkuat dan bahwa perilaku yang diikuti dengan hasil negatif akan diperlemah. 

b.      Pengondisian Operan Skinner
Penguatan dan hukuman.
            Penguatan (imbalan) adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitis bahwa suatu perilaku akan terjadi.
            Hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku.
Suatu penguatan boleh jadi kompleks. Penguatan berarti memperkuat. Dalam penguatan positif, frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung. Dalam penguatan negatif, frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan .
  
Generalisasi, diskriminasi, dan pelenyapan.
Generalisasi adalah tendensi dari suatu stimulus yang sama dengan conditioned stimulus untuk menghasilkan respons yang sama terhadap conditioned response. Artinya, generalisasi dalam pengondisian operan berarti memberikan respons yang sama terhadap stimuli yang sama.
Perlu pula diingat bahwa, diskrimasi berarti merespons stimuli tertentu tapi tidak merespons stimuli lainnya. Diskriminasi dalam pengondisian operan berarti pembedaan di antara stimuli dan kejadian lingkungan.
Dalam pengomdisian operan, pelenyapan (extinction) terjadi ketika respons penguat sebelumnya tidak lagi diperkuat dan responnya menurun.

Ø Analisis Perilaku Terapan Dalam Pendidikan
*      Apa itu analisis perilaku terapan ?
                        Analisis perilaku terapan adalah penerapan prinsip pengondisian operan                        untuk mengubah perilaku manusia.
*      Meningkatkan Perilaku yang Diharapkan
1.       Memilih penguat yang Efektif.
2.      Menjadikan penguat kontingen dan tepat waktu.
3.      Memilih jadwal penguatan terbaik.
4.      Menggunakan perjanjian.
5.      Menggunakan penguatan negatif secara efektif.
6.      Menggunakan prompt dan shaping
Prompt (dorongan) adalah stimulus tambahan atau isyarat tambahan yang diberikan sebelum respons dan meningkatkan kemungkinan respons itu akan terjadi.
Shaping adalah mengajari perilaku baru dengan memperkuat perilaku yang mirip dengan perilaku sasaran.
*      Mengurangi Perilaku yang Tidak Diharapkan
1.       Menggunakan penguatan diferensial.
2.      Menghentikan penguatan (pelenyapan).
3.      Menghilangkan stimuli yang diinginkan.
4.      Memberikan stimuli yang tidak disukai (hukuman).

Ø Teori Kognitif Sosial Bandura
Teori kognitif sosial menyatakn bahwa faktor sosial dan kognitif, dan juga faktor perilaku, memainkan peran penting dalam pembelajaran. Albert Bandura merupakan salah satu arsitek utama teori kognitif sosial. Dia mengatakan bahwa ketika murid belajar, mereka dapat merepresentasikan atau mentransformasi pengalaman mereka secara kognitif. Bandura mengembangkan model determinisme resiprokal yang terdiri dari tiga faktor utama : Perilaku, person/kognitif, dan lingkungan. Dalam model pembelajaran Bandura, faktor person (kognitif) memainkan peran penting. Faktor person (kognitif) yang ditekankan Bandura pada masa belakangan ini adalah self-efficacy, yakni keyakinan bahwa seseorang bisa menguasai situasi dan menghasilkan hasil positif. Bandura mengatakan, bahwa self-efficacy berpengaruh besar terhadap perilaku.

Ø Pembelajaran Observasional
            Pembelajaran observasional, juga dinamakan imitasi atau modeling, adalah pembelajaran yang dilakukan ketika seseorang mengamati dan meniru perilaku orang lain.
          Model Pembelajaran Observasional Kontemporer Bandura
1.       Atensi. Sebelum murid dapat meniru tindakan model, mereka harus memerhatikan apa yang dilakukan atau dikatakan si model.
2.      Retensi. Untuk mereproduksi tindakan model, murid harus mengodekan informasi dan menyimpannya dalam ingatan (memori) sehingga informasi itu bisa di ambil kembali
3.      Produksi. Belajar, berlatih, dan berusaha dapat membantu murid untuk meningkatkan kinerja motor anak.
4.      Motivasi. Anak sering memerhatikan apa yang dikatakan atau dilakukan model, menyimpan informasi dalam memori, dan memiliki kemampuan gerak untuk menirukan tindakan model, dan memiliki kemampuan gerak untuk menirukan tindakan model, namun tidak termotivasi untuk melakukannya. Akan tetapi, anak akan melakukan apa yang dilakukan model (menirukan) setelah diberi insentif(penguat).

0 komentar:

Posting Komentar

 
/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://ani.cursors-4u.net/anime/ani-13/ani1216.cur), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */

About