TES STANDAR DAN PENGAJARAN
Haii kaula muda...
Di sore ini, aku mau bagi-bagi
informasi penting seputaran tes dan pengajaran. Nah, apalagi baru-baru ini
banyak adik-adik yang baru lulus SMA/K, SMP, dan SD kan ? Dan pastinya udah ngerasai dong gimana
rasanya ikut ujian nasional yang diselenggarakan oleh negara hihihi... so,
jangan sampai ngelewatin tulisan ku ini yah guys wkwk.. karna ini penting juga
buat kamu semua yang bakal ikut ujian nasional atau ikut tes-tes apapun itu di
tahun-tahun berikutnya J
Okay langsung aja
kita mulai ya guys. . .
I.
Pengertian Tes Standar
Tes standar atau tes yang dibakukan
mengandung prosedur yang seragam untuk menentukan nilai administrasinya. Tes
standar bisa membandingkan kemampuan murid dengan murid lain pada usia atau
level yang sama, dan dalam banyak kasus, perbandingan ini dilakukan di tingkat
nasional.
Jadi, apa bedanya tes standar dengan
tes yang dibuat oleh guru untuk menilai prestasi murid? Nah, bedanya adalah
soal tes yang dibuat oleh guru, cenderung difokuska pada tujuan instruksional
untuk kelas tertentu. Sedangkan tes standar mencakup berbagai materi yang
lazimnya diajarkan di kebanyakan kelas. Perbedaan lain yaitu tes standar banyak
tes standar yang memiliki aturan umum dan telah dievaluasi validitas dan
reabilitasnya.
II.
Tujuan Tes Standar
Tes standar biasanya bertujuan
untuk:
Ø Memberikan informasi tentang
kemajuan murid. Tes ini adalah sumber informasi
tentang seberapa baik prestasi dan kemampuan murid.
Ø Mendiagnosis kekuatan dan
kelemahan murid. Tes standar juga dapat memberikan
informasi tentang kekuatan dan kelemahan pembelajaran murid.
Ø Memberikan bukti untuk
penempatan murid dalam program khusus. Tes standar juga
dipakai untuk membuat keputusan tentang apakah murid diizinkan masuk ke program
spesifik atau tidak. Di SMA, tes standar biasanya dipakai untuk menentukan
materi apa yang harus dipelajarai oleh siswa secara mendalam.
Ø Memberikan informasi untuk
merencanakan dan meningkatkan pengajaran atau instruksi. Bersama dengan informasi lain, nilai dari tes standar dapat
dipakai oleh guru dalam membuat keputusan tentang isntruksi.
Ø Membantu administrator
mengevaluasi program. Jika sekolah hendak beralih ke
program pendidikan yang baru, administrator sekolah harus tahu seberapa
efektifkah program baru itu. Salah satu cara untuk mengetahuinya adalah
memberikan tes standar yang relevan kepada murid untuk melihat bagaimana
kinerja di bawah program baru tersebut.
Ø Memberikan akuntabilitas. Sekolah dan guru diharapkan bertanggung jawab atas pengajaran
muridnya. Meskipu ini adalah soal kontroversial, tes standar kini mulai banyak
dipakai untuk menentukan seberapa efektifkah sekolah dalam menghabiskan dana
dalam proses belajar.
Tes berbasis standar adalah tes yang
menilai kemampuan/keahlian yang diharuskan dipunyai murid sebelum mereka naik
ke kelas berikutnya atau kelulusan. Tes
berisiko tinggi yaitu menggunakan tes dengan cara sedemikian rupa yang
mengandung konsekuensi penting bagi murid, memengaruhi keputusan seperti apakah
murid itu akan naik kelas atau lulus.
III.
Kriteria untuk Mengevaluasi Tes Standar
Ø Norma
Untuk memahami kinerja murid
individual dalam suatu tes, kinerjanya itu perlu dibandingkan dengan kinerja
dari kelompok norma (norm group),
yakni kelompok dari individu yang sama yang sebelumnya telah diberi ujian oleh
penguji. Tes ini dikatakan didasarkan pada norma nasional (national norms) apabila kelompok norma itu terdiri dari
representasi murid secara nasional. Selain norma nasional, tes standar juga
dapat mengandung norma kelompok dari sampel nasional.
Ø Validitas
Validitas dapat diartikan sebagai
sejauh mana sebuah tes menguur apa-apa yang hendak diukur dan apakah inferensi
tentang nilai tes itu akurat atau tidak. Tes standar yang valid harus
mengandung validitas isi yaitu
kemampuan tes untuk mencakup sampel (to
sample) isi yang hendak diukur. Selain itu, bentuk lain dari validitas
yaitu validitas kriteria, yakni
kemampuan tes untuk memprediksi kinerja murid saat diukur dengan penilaian atau
kriteria lain. Validitas kriteria dapat bersifat concurrent dan predictive.
Concurrent validity adalah relasi
antara nilai tes dengan kriteria lain yang ada saat ini.
Predictive validity adalah relasi
antara nilai tes dengan kinerja masa depan murid.
Ø Reliabilitas
Reliabilitas artinya sejauh mana
sebuah prosedur tes bisa menghasilkan nilai yang konsisten dan dapat
direproduksi. Reabilitas dapat diukur dengan beberapa cara, yaitu:
1. Test-retest reliability
Tes ini untuk mengukur sejauh mana
sebuah tes menghasilkan kinerja yang sama ketika seorang siswa diberi tes yang
sama dalam dua kesempatan berbeda.
2. Alternate-forms reliability
Tes ini dipergunakan untuk mengukur
reliabilitas yang ditentukan dengan memberikan bentuk yang berbeda dari tes
yang sama pada kesempatan yang berbeda untuk kelompok murid yang sama dan
mengamati seberapa konsisten skornya.
3. Split-half reliability
Adalah reliabilitas yang dinilai
dengan membagi item tes menjadi dua bagian, seperti item bernomor genap dan
ganjil. Nilai pada dua set item itu dibandingkan guna menentukan seberapa
konsisten kinerja murid di kedua set itu.
Ø Keadilan
Tes yang adil (fair), adalah tes yang tidak bias dan tidak diskriminatif. Tes itu
tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti gender, etnis, atau faktor
subjektif seperti bias penilai. Apabila tes itu fair, murid punya kesempatan untuk menunjukkan kemampuan mereka
sehingga kinerja mereka tidak dipengaruhi oleh faktor gender, etnis,
ketidakmampuan (cacat) atau faktor lain yang tidak berhubungan dengan tujuan
dari tes tersebut.
IV.
Tes Kecakapan dan Prestasi
Perbandingan Tes Kecakapan dan Prestasi
a.
Tes Kecakapan
Adalah (aptitude test) adalah tes yang didesain guna memprediksi kemampuan
murid untuk mempelajari suatu keahlian keahlian atau menguasai sesuatu dengan
pendidikan dan training tingkat lanjut.
b.
Tes Prestasi
Adalah tes yang dimaksudkan untuk
mengukur apa yang telah dipelajari atau keahlian apa yang telah dikuasai murid.
Jenis-jenis Tes Prestasi Standar
Ø Survey Batteries
Sebuah survey battery (baterai survei) adalah sekelompok tes pokok
persoalan individual yang didesain untuk murid level tertentu. Beberapa tes
baterai yang umum adalah tes California Achievement, Terra Nova Comprehensive,
Test for Basic Skills, Iowa Tests of Basic Skills, Metropolitan Achievement
Tests, dan Stanford Achievement Test Series.
Ø Tes untuk Subjek Spesifik
Beberapa tes prestasi standar
dimaksudkan untuk menilai keahlian di bidang tertentu. Dua contoh tes area
spesidik untuk bidang membaca adalah Woodcock Reading Mastery Tests dan
Gates-McKillop-Horowitz Reading Diagnostic Test. Beberapa area subjek standar
mencakup topik seperti, kimia, psikologi, atau ilmu komputer yang tidak
termasuk dalam survey batteries.
Ø Tes Diagnostik
Diagnostic testing terdiri dari
evaluasi area pembelajaran spesifik secara relatif mendalam. Tujuannya adalah
menentukan kebutuhan pembelajaran spesifik dari murid sehingga kebutuhan itu
dapat dipenuhi melalui instruksi reguler atau remedial. Membaca dan matematika
adalah dua area di mana tes standar paling banyak di pakai untuk diagnosis.
Urutan diagnostik biasanya adalah :
(1) observasi informal oleh guru; (2) survey battery; (3) tes diagnostik
kelompok; (4) tes diagnostik individual.
V.
Ujian Negara Berisiko Tinggi (High-Stakes)
Ø Format Ujian Negara
Dari
sudut pandang konstruktivis, ujian yang diwajibkan negara ini menggunakan
format yang salah, terdiri dari soal pilihan berganda. Ketika penilaian
berbasis konstruksi dipakai, penilaian itu biasanya menggunakan soal jawaban
pendek atau soal menulis. Hanya sedikit negara bagian yang memasukkan
portofolio sebagai bagian dari penilaiannya.
Hampir
semua negara bagian menggunakan penilaian yang mengacu pada kriteria, yang
berarti bahwa nilai murid dievaluasi berdasarkan standar yang telah ditetapkan.
Kebanyakan negara menggunakan nilai dasar (seperti jawaban benar sampai 70
persen) yang harus dicapai murid agar lulus. Tes semacam itu juga memberikan
nilai komparatif.
Ø Keuntungan dan Penggunaan Tes
Beresiko Tinggi:
1.
Meningkatkan kinerja murid.
2. Lebih banyak waktu untuk mengajarkan
pelajaran yang diujikan.
3.
Ekspektasi tinggi untuk semua murid.
4.
Identifikasi sekolah, guru, dan
administratoryang berkinerja buruk.
5. Meningkatkan rasa percaya diri di
sekolah setelah nilai ujian naik.
Ø Kritik Terhadap Ujian Negara:
1. Menumpulkan kurikulum dengan
penekanan lebih besar pada hafalan ketimbang pada keahlian berpikir dan
memecahkan masalah.
2.
Mengajar demi ujian.
3. Diskriminasi terhadap murid dari
status sosioekonomi (SES) rendah dan minoritas.