Hai teman-teman...
Disiang hari ini aku mau memposting
buat kalian semua tentang apasih psikologi pendidikan itu. Postingan ini juga
sebagai salah satu tugas di mata kuliah Psikologi Pendidikan yang mengharuskan
setiap mahasiswa/i yang mengambil mata kuliah ini untuk memposting resume
pelajaran sebanyak 3 postingan sebelum dan sesudah UTS. Postinganku kali ini,
akan menjelaskan kepada teman-teman semua tentang psikologi pendidikan serta
ruang lingkupnya, dan ini merupakan topik pertama yang kupelajari semester ini
di mata kuliah psikologi pendidikan yang dibawakan oleh Ibu Sri Supriyantini,
M.Si, psikolog . Okayy langsung saja kita mulai yaa.
SELAYANG PANDANG PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Psikologi
pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara
memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkup pendidikan.
HISTORIS
Bidang
psikologi pendidikan didirikan oleh beberapa perintis bidang psikologi sebelum
awal abad ke 20. Tiga perintis terkemuka yang muncul di awal sejarah psikologi
pendidikan.
1.
William James
James pernah
mengatakan bahwa eksperimen psikologi di laboratorium sering kali tidak bisa
menjelaskan kepada kita bagaimana cara mengajar anak secara efektif. Salah satu
rekomendasinya adalah mulai mengajar pada titik yang sedikit lebih tinggi di
atas tingkat pengetahuan dan pemahaman anak dengan tujuan untuk memperluas
cakrawala pemikiran anak.
2.
John Dewey
Tokoh kedua yang
berperan besar dalam membentuk psikologi pendidikan adalah John Dewey. Dia
menjadi motor penggerak untuk mengaplikasikan psikologi di tingkat praktis.
Beberapa ide penting yang dapat yang bisa kita dapat dari John Dewey adalah :
Pertama, dari Dewey kita mendapatkan pandangan tentang anak sebagai pembelajar
yang aktif. Kedua, kita mendapatkan ide bahwa pendidikan seharusnya difokuskan
pada anak secara keseluruhan dan memperkuat kemampuan anak untuk beradaptasi
dengan lingkungannya. Ketiga, dari Dewey kita mendapat gagasan bahwa semua anak
berhak mendapatkan pendidikan yang selayaknya.
3.
E.L Thorndike
Perintis ketiga
adalah E.L Thorndike. Thorndike berpendapat bahwa salah satu tugas pendidikan
di sekolah yang paling penting adalah menanamkan keahlian penalaran anak.
Thorndike mengajukan gagasab bahwa psikologi pendidikan harus mempunyai basis
ilmiah dan harus berfokus pada pengukuran.
Cara mengajar
yang efektif
Seorang
guru harus bisa menguasai beragam perspektif dan strategi, dan harus bisa
mengaplikasikannya secara fleksibel. Hal ini membutuhkan dua hal utama : 1.
Pengetahuan dan keahlian profesional, dan 2. Komitmen dan motivasi.
Pengetahuan
dan Keahlian Profesional
Guru
yang efektif menguasai materi pelajaran dan keahlian atau keterampilan yang
baik. Mereka tahu bagaimana memotivasi, berkomunikasi, dan berhubungan secara
efektif dengan murid-murid dari latar belakang kultural yang berbeda.
Penguasaan
Materi Pelajaran
Guru
yang efektif haruslah berpengetahuan, fleksibel, dan memahami materi. Guru juga
harus tahu dasar-dasar pengorganisasian materi, mengaitkan berbagai gagasan,
cara berfikir dan berargumen, pola perubahan dalam satu mata pelajaran,
kepercayaan tentang mata pelajaran, dan kemampuan untuk mengaitkan satu gagasan
dari suatu disiplin ilmu ke disiplin ilmu lainnya.
Strategi
Pengajaran
Prinsip
konstruktivisme adalah inti dari filsafat pendidikan William James dan John
Dewey. Konstruktivisme menekankan agar individu secara aktif menyusun dan
membangun pengetahuan dan pemahaman. Menurut pandangan konstruktivisme ini,
guru bukan sekedar memberi informasi, akan tetapi guru juga harus mendorong
anak untuk mengeksplorasi dunia mereka, menemukan pengetahuan, merenung, dan
berfikir secara kritis.
Penetapan
Tujuan dan Keahlian Perencanaan Instruksional
Guru
yang efektif menentukan tujuan pengajaran dan menyusun rencana untuk mencapai
tujuan itu . Dalam menyusun rencana, guru memikirkan tentang cara agar
pelajaran bisa menantang sekaligus menarik.
Keahlian
Manajemen Kelas
Aspek
penting lain untuk menjadikan guru efektif adalah mampu menjaga kelas tetap
aktif bersama dan mengorientasikan kelas ke tugas-tugas. Guru yang efektif
membangun dan mempertahankan lingkungan belajar yang efektif.
Keahlian
Motivasional
Seorang
guru yang efektif tahu bahwa murid akan termotivasi saat mereka bisa memilih
sesuatu yang sesuai dengan minatnya dan selalu memberi kesempatan pada muridnya
untuk berfikir kreatif dan mendalam.
Keahlian
Komunikasi
Guru
yang efektif menggunakan keahlian komunikasi yang baik saat mereka berbicara
“dengan murid”, orang tua, administrator, dan yang lainnya. Serta tidak banyak
mengkritik, memiliki gaya bahasa yang asertif bukan agresif, manipulatif, atau
pasif.
Bekerja
Secara Efektif Dengan Murid Dari Latar Belakang Kultur Yang Berbeda
Seorang guru yang efektif, harus
mengetahui dan memahami anak dengan latar belakang kultur yang berbeda. Guru
juga harus mendorong murid untuk menjalin hubungan yang positif dengan murid
yang berbeda kebudayaannya. Selain itu, guru juga harus memikirkan hal apa yang
harus dilakukan agar upaya itu berhasil, membimbing murid untuk berfikir kritis
tentang isu kultur,dan berusaha agar mereka mengurangi bias dan bertindak
sebagai mediator kultural.
Keahlian
Teknologi
Guru
yang efektif mengembangkan keahlian teknologi dan mengintegrasikan komputer ke
dalam proses belajar di kelas. Guru juga harus tahu menggunakan komputer dan
mengajar murid untuk menggunakan komputer untuk menulis dan berkreasi.
Komitmen
dan Motivasi
Menjadi
guru yang efektif juga membutuhkan komitmen dan motivasi. Aspek ini mencakup
sikap yang baik dan perhatian kepada murid. Guru juga harus mempunyai
kepercayaan diri terhadap kemampuan mereka dan tidak akan membiarkan emosi
negatif melunturkan motivasi mereka.
RISET DALAM
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Pendekatan
Riset Ilmiah
Riset
ilmiah adalah riset objektif, sistematis, dan dapat diuji. Riset ilmiah
dilandaskan pada metode ilmiah, yakni sebuah pendekatan yang dapat dipakai
untuk menemukan informasi yang akurat. Teori adalah seperangkat ide yang saling
berkaitan dan koheren, yang berfungsi untuk menjelaskan dan membuat prediksi.
Kemudian dengan teori akan muncul Hipotesis, yakni asumsi dan prediksi spesifik
yang dapat diuji untuk mengetahui apakah teori itu benar atau tidak.
Metode
Riset
a.
Riset
Deskriptif
Riset ini bertujuan mengamati dan mencatat
perilaku. Riset ini, tidak dengan sendirinya bisa membuktikan apa penyebab dari
suatu fenomena, tetapi bisa mengungkapkan informasi penting tentang perilaku
dan sikap orang.
Observasi.
Sepanjang waktu kita melihat banyak hal. Akan
tetapi melihat, dua murid berinteraksi adalah berbeda dengan melihat atau
mengobservasi secara ilmiah. Observasi ilmiah dilakukan dengan cara yang
sistematis. Cara yang umum untuk mencatat observasi adalah menuliskannya,
dengan menggunakan simbol atau ringkasan-ringkasan. Observasi bisa dilakukan di
laboratorium atau di lingkungan alam. Sebuah laboratorium adalah setting terkontrol sebagai tempat memuat
berbagai faktor dari dunia nyata. Dalam observasi
ilmiah(naturalistic), perilaku diamati di dunia riil. Observasi partisipan adalah observasi di mana peneliti-peneliti
pengamat terlibat aktif sebagai partisipan (peserta) dalam suatu aktivitas atau
tempat tertentu.
Wawancara
dan Kuesioner
Terkadang cara paling baik dan paling cepat
untuk memperoleh informasi dari murid dan guru adalah bertanya kepada mereka.
Ahli psikologi pendidikan menggunakan wawancara dan kuesioner sebagai sarana
dalam melakukan riset. Kuesioner biasanya diberikan kepada individu dalam bentuk
tertulis.
Tes
Standar (standardized test)
Tes standar adalah tes dengan prosedur
administrasi yang seragam. Tes ini menilai kinerja murid di domain yang
berbeda-beda dan bisa untuk membandingkan kinerja murid satu dengan lainnya yang
berusia sama atau tingkat yang sama di tingkat nasional.
Studi
Kasus
Studi kasusu adalah kajian mendalam terhadap
individu. Studi kasus sering dipakai ketika situasi yang unik dalam kehidupan
seseorang tidak dapat diduplikasi, entah itu karena alasan praktis maupun etis.
Studi
Etnografik
Studi etnografik adalah deskripsi mendalam
dan interpretasi atas perilaku dalam suatu etnis atau kelompok kultural yang
melibatkan keterlibatan langsung dengan partisipan.
b.
Riset
Korelasional
Tujuan riset ini adalah mendeskripsikan
kekuatan hubungan antara dua atau lebih kejadian atau karakteristik. Riset ini
berguna karena semakin kuat dua hubungan antara dua peristiwa , maka kita bisa
memprediksi satu kejadian secara lebih efektif.
c.
Riset
Eksperimental
Riset Eksperimental adalah satu-satunya
metode yang andal untuk menentukan hubungan sebab-akibat. Eskperimen
menggunakan paling tidak satu variabel dependen dan inependen. Variabel Independen adalah faktor yang
di manipulasi, yang berpengaruh, faktor eksperimental. Variabel dependen adalah faktor yang diukur dalam sebuah
eksperimen. Dalam eksperimen, variabel independen terdiri dari
pengalaman-pengalaman yang berbeda yang diberikan kepada satu kelompok atau
lebih kemudian dimanipulasi. Kelompok
eksperimental adalah kelompok kelompok yang pengalaman nya dimanipulasi. Kelompok kontrol adalah kelompok
pembanding yang diperlakukan seperti kelompok eksperimental, kecuali dalam
faktor yang di efek dari kondisi yang dimanipulasi.
Rentang Waktu Riset
a.
Riset cross-sectional
Riset di mana data dikumpulkan dalam satu
waktu.
b.
Riset
longitudinal
Riset di mana individu yang sama dipelajari
selama kurun waktu tertentu, biasanya beberapa tahun atau lebih.
Riset Evaluasi Program, Riset
Aksi, dan Guru-sebagai-Periset
· Riset
evaluasi program adalah riset yang didesai untuk membuat keputusan tentang
efektivitas program tertentu.
· Riset aksi adalah riset yang dipakai untuk
memecahkan problem sekolah atau kelas tertentu, meningkatkan pengajaran dan
strategi pendidikan lainnya, atau untuk membuat keputusan di level tertentu.
· Guru-sebagai-periset
adalah konsep yang menyatakan bahwa guru kelas dapat melakukan riset sendiri
untuk meningkatkan mutu praktek pengajaran mereka.
Tantangan Riset
o Etika
Seorang peneliti harus berhati-hati dalam
memastikan kesehatan dan keamanan anak yang berpartisipasi dalam studi riset.
Karena, banyak sistem sekolah dan peguruan tinggi punya dan pengawas yang
mengevaluasi apakah riset yang dilakukan di sana etis atau tidak.
o Gender
Banyak pakar gender percaya bahwa banyak
pendidikan dan riset mengandung bias gender. Periset pendidikan menyatakan
bahwa sudah lama perempuan diposisikan di bawah laki-laki.
o Etnis dan Kultur
Peneliti perlu memasukkan lebih banyak anak
dari keluarga etnis minoritas dalam riset psikologi pendidikan. Sebab, secara
historis, anak etnis minoritas diabaikan dalam riset atau sekadar dianggap
sebagai data yag kacau dan mengganggu . karena anak etnis minoritas diabaikan
dalam riset sekian lama, maka ada kemungkinan lebih banyak variasi dalam
kehidupan anak di dunia riil ketimbang yang ditunjukkan oleh riset di masa
lalu.
Menjadi Konsumen Informasi yang
Bijak Tentang Psikologi Pendidikan
Berhati-hatilah
terhadap apa yang dilaporkan di media populer.
Ketahuilah
cara untuk menghindari dari membuat kesimpulan tentang kebutuhan individu
berdasarkan riset kelompok.
Kenalilah
betapa gampangnya membuat generalisasi yang berlebihan untuk sampel yang kecil
atau sampel klinis.
Berhati-hatilah
karena satu studi tunggal tidak menghasilkan kesimpulan final.
Ingat
bahwa kesimpulan sebab akibat tak bisa diambil dari studi korelasional.
Selalu
perhatikan sumber informasi dan evaluasi kredibilitasnya.