selamat berkunjung....

Menu

Tugas Blog IV (Sesudah UTS): Pelajar yang Tidak Biasa

PELAJAR YANG TIDAK BIASA
Haii guys. . . apa kabar nih ? Semoga semuanya baik-baik aja yaa hehehe...
Nah, pada kesempatan kali ini aku mau bagi-bagi informasi masih seputaran dunia psikologi. Topik  yang bakal aku jelasin ke kalian yaitu Pelajar yang Tidak Biasa. Mungkin teman-teman semua udah sering denger tentang pelajar yang tidak biasa, anak-anak disability, anak-anak yang handicap dan lain-lain. Tapi disini aku bakal jelasin lebih mendalam lagi. So, langsung aja kita mulai yaa guys
:-)
            Pelajar yang tidak biasa (exceptional) adalah anak-anak  yang memiliki gangguan atau ketidakmampuan dan anak-anak yang tergolong berbakat. Kita akan mendiskusikan kedua jenis anak luar biasa ini, tetapi di sini kita akan fokuskan pada jenis anak yang memiliki kekurangan kemampuan.
Ø SIAPAKAH ANAK YANG MENDERITA KETIDAKMAMPUAN ITU?
            Ketidakmampuan (disability) dan cacat (handicap) dapat dipakai bersama-sama, namun kini kedua istilah itu dibedakan. Disability adalah keterbatasan fungsi yang membatasi kemampuan seseorang. Handicap adalah kondisi yang dinisbahkan pada seseorang yang menderita ketidakmampuan. Kondisi ini boleh jadi disebabkan oleh masyarakat, lingkungan fisik, atau sikap orang itu sendiri. Pada pendidik lebih sering menggunakan istilah “children with disability” (anak yang menderita gangguan/ketidakmampuan) daripada “disabled children” (anak cacat). Tujuannya adalah memberi penekanan pada anaknya, bukan pada cacat atau ketidakmampuannya. Anak-anak yang menderita ketidakmampuan juga tidak lagi disebut sebagai “handicapped” (penyandang cacat), walaupun istilah handicapping comdition masih digunakan untuk mendeskripsikan hambatan belajar dan hambatan fungsi dari seseorang yang mengalami ketidakmampuan.
            Kita akan mengelompokkan ketidakmampuan dan gangguan (disorder) sebagai berikut.

1.      GANGGUAN INDERA
Gangguan indera mencakup gangguan atau kerusakan penglihatan dan pendengaran.
Ø Gangguan Penglihatan
            Beberapa murid mengalami problem penglihatan (visual) yang masih belum diperbaiki. Ada sekitar 1 dari 1000 murid menderita gangguan visual serius dan dikategorikan rusak penglihatannya. Ini termasuk murid yang menderita low vision dan buta. Anak-anak yang menderita low vision punya jarak pandang antara 20/70 dan 20/200 (pada skala Snellen di mana angka normalnya adalah 20/70) apabila di bantu lensa korektif. Anak yang buta secara edukasional tidak bisa menggunakan penglihatan mereka untuk belajar dan harus menggunkaan pendengaran dan sentuhan untuk belajar. Banyak anak buta punya kecerdasan normal dan berprestasi secara akademik apabila diberi bantuan dan dukungan belajar yang tepat. Salah satu tugas penting untuk mengajar anak yang menderita gangguan atau kerusakan penglihatan ini adalah menentukan modalitas (seperti sentuhan atau pendengaran) yang dengannya murid dapat belajar dengan baik. Salah satu persoalan dalam pendidikan murid yang buta adalah rendahnya penggunaan Braille dan sedikitnya guru yang menguasai Braille dengan baik.
Ø Gangguan Pendengaran
Gangguan pendengaran dapat menyulitkan proses belajar anak. Anak yang tuli secara lahir atau menderita tuli saat masih anak-anak biasanya lemah dalam kemampuan berbicara dan bahasanya. Banyak anak yang memiliki masalah pendengaran mendapatkan pengajaran tambahan di luar kelas reguler. Pendekatan manual yang digunakan yaitu dengan bahasa isyarat. Beberapa kemajuan medis dan teknologi, seperti yang disebutkna di sini , juga telah meningkatkan kemampuan belajar anak  yang menderita masalah pendengaran:
1.      Pemasangan cochlear.
2.      Menempatkan semacam alat di telinga.
3.      Sistem hearing aids dan amplifikasi.
4.      Perangkat telekomunikasi, teletypewriter, dan Radiomail (menggunkaan Internet).
Ø Gangguan Fisik
·        Gangguan Ortopedik
Gangguan ortopedik adalah gangguan pada keterbatasan gerak atau kurang mampu mengontrol gerak karena ada masalah di otot, tulang, atau sendi.
·        Cerebral palsy
Cerebral palsy adalah gangguan yang berupa lemahnya koordinasi otot, tubuh sangat lemah dan goyah (shaking), atau bicaranya tidak  jelas.
·        Gangguan kejang-kejang
Jenis yang plaing kerap dijumpai adalah epilepsi, gangguan saraf yang biasanya ditandai dengan serangan terhadap sensorimotor atau kejang-kejang. Epilepsi muncul dalam beberapa bentuk berbeda. Absent seizures, anak mengalami kejang-kejang dalam durasi singkat (kurang dari 30 detik), tetapi biasanya terjadi beberapa kali sampai seratus kali dalam sehari. Tonic-clonic, ditandai dengan anak kehilangan kesadarannya dan menjadi kaku, gemetar, dan bertingkah aneh. Bila parah bisa berlangsung selama 3-4 menit.  
Ø Retardasi Mental
Retardasi mental adalah kondisi ebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan (biasanya nilai IQ-nya di bawah 70) dan sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari.
·        Klasifikasi dan Tipe Retardasi Mental
Retardasi mental di klasifikasikan menjadi retardasi ringan, moderat, berat, dan parah. Sekitar 85 persen murid mengalami retardasi mental ringan (mild). Pada retardasi ringan (mild) individu mengembangkan keahlian akademik yang setara dengan level grade enam. Anak dengan gangguan retardasi berat, kemungkinan menunjukkan tanda-tanda komplikasi neurologis, seperti cerebral palsy, epilepsi, gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, atau cacat bawaan metabolis lainnya.
Penyebab gangguan ini adalah faktor genetik dan kerusakan pada otak.
Ø Gangguan Bicara dan Bahasa
·        Gangguan bicara dan bahasa antara lain masalah dalam berbicara (seperti gangguan artikulsi, gangguan suara, dan gangguan kefasihan bicara) dan problem bahasa (seperti kesulitan menerima informasi dan mengekspresikan bahasa).
·        Gangguan artikulasi adalah problem dalam pengucapan suara secara benar.
·        Gangguan suara tampak dalam ucapan yang tidak  jelas, keras, terlalu kencang, terlalu tinggi, atau terlalu rendah.
·        Gangguan kefasihan atau kelancaran bicara biasanya dinamakan gagap. Kondisi ini terjadi ketika ucapan seorang individu terbata-bata, jeda panjang , atau berulang-ulang.
·        Gangguan bahasa adalah kerusakan signifikan dalam bahasa reseptif atau bahasa ekspresif anak.
·        Bahasa reseptif adalah penerimaan dan pemahaman atas bahasa. Individu dengan gangguan bahasa reseptif akan kesulitan untuk menerima informasi.
·        Bahasa ekspresif berkaitan dengan kemampuan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan pikiran dan berkomunikasi dengan orang lain.
Ø Ketidakmampuan Belajar
Ketidakmampuan di mana anak :
1.      Punya inteligensi normal atau di atas rata-rata
2.      Kesulitan setidaknya dalam satu atau lebih mata pelajaran
3.      Tidak  punya problem atau gangguan lain seperti retardasi mental, yang menyebabkan kesulitan.
Dyslexia yaitu kerusakan berat dalam kemampuan membaca dan mengeja.
Ø Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) adalah bentuk ketidakmampuan anak yang ciri-cirinya antara lain:
1.      Kurang perhatian
2.      Hiperaktif
3.      Impulsif
Jumlah anak  yang didiagnosis dan dirawat karena ADHD semakin bertambah, dan diperkirakan meningkat dua kali lipat pada 1990an. Meskipun tanda-tanda ADHD muncul sejak usia prasekolah, namun seringkali mereka baru ketahuan saat usia SD. Sebab utama ADHD belum ditemukan. Akan tetapi, ada beberapa pendapat tentang penyebabnya, seperti rendahnya level neurotransmitter (pesan kimiawi dalam otak), abnormalitas prenatal, dan abnormalitas postnatal. Hereditas mungkin berperan, sebab 30 hingga 50 persen dari anak ADHD punya saudara atau orang tua yang mengalami gangguan serupa. Diperkirakan 85 sampai 90 persen anak penderita ADHD menggunakan stimulan seperti Ritalin untuk mengendalikan perilakunya. Selain diberi obat, anak  yang mengalami gangguan ADHD harus diajak untuk bertanggung jawab atas perilaku mereka.
Ø Gangguan Perilaku dan Emosional
Gangguan Perilaku dan Emosional adalah problem serius dan terus-menerus yang berkaitan dengan hubungan agresi, depresi, ketakutan yang berkaitan dengan persoalan pribadi atau sekolah, dan juga berhubungan dengan karakteristik sosio-emosional.
·        Perilaku Agresif, di luar kontrol
Beberapa anak yang digolongkan memiliki gangguan emosional serius melakukan tindakan yang mengganggu, agresif, membangkang, atau membahayakan, biasanya akan dikeluarkan dari sekolah. Perilaku ini lebih sering terjadi pada anak laki-laki ketimbang anak perempuan.
·        Depresi, kecemasan, dan ketakutan
Depresi adalah jenis gangguan mood di mana pengidapnya merasa dirinya tak berharga sama sekali, percaya bahwa keadaan tidak akan pernah membaik, dan tampak lesu dan tidak bersemangat dalam jangka waktu yang lama. Depresi biasanya muncul saat anak menginjak remaja dan kebanyakan terjadi pada remaja perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Terapi kognitif dan terapi obat biasanya efektif dalam membantu orang agar tidak terlalu tertekan. Kecemasan (anxiety) adalah perasaan yang tidak menentu sekaligus tidak menyenangkan. Beberapa terapi behavioral bisa efektif untuk mengurangi kecemasan dan ketakutan yang berlebihan.

            Okay guys sampai sini yang aku bisa jelasin ke kalian.. semoga bermanfaat :-)

0 komentar:

Posting Komentar

 
/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://ani.cursors-4u.net/anime/ani-13/ani1216.cur), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */

About